WASHINGTON (wartadigital.id) – Kegagalan pasukan keamanan Afghanistan untuk mengatasi kemajuan Taliban telah membuat para pejabat Amerika Serikat (AS) sangat frustrasi. Apalagi AS menghabiskan miliaran dolar untuk melatih dan memperlengkapi militer negara itu selama dua dekade.
Presiden Joe Biden dan pejabat lainnya telah berulang kali menyerukan para pemimpin Afghanistan untuk bersatu dan menyusun strategi yang jelas di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pemberontak dapat mengepung Kabul dalam beberapa bulan.
“Kami menghabiskan lebih dari satu triliun dolar selama 20 tahun. Kami melatih dan melengkapi dengan peralatan modern lebih dari 300.000 pasukan Afghanistan,” kata Biden Selasa setelah Taliban merebut beberapa ibukota provinsi lagi dengan sedikit perlawanan seperti dikutip AFP, Kamis (12/8/2021).
Ditegaskan Biden, para pemimpin Afghanistan harus bersatu. Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri, berjuang untuk bangsa mereka.
Menjelang selesainya penarikan AS pada 31 Agustus 2021, Pentagon dan Kementerian Luar Negeri dengan erat menggemakan kata-kata Biden. Mereka juga mengungkapkan keprihatinan atas keuntungan Taliban dengan tidak adanya pasukan AS dan NATO untuk pertama kalinya sejak invasi 2001.
“Pasukan Afghanistan memiliki kemampuan, mereka memiliki kapasitas, mereka memiliki keunggulan numerik, mereka memiliki angkatan udara,” ucap Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby.
Kejutan Taliban
Secara pribadi para pejabat AS mengungkapkan keterkejutannya atas kecepatan kemajuan Taliban. Amerika Serikat telah melakukan pengeboman selama dua minggu terakhir untuk membantu pasukan Afghanistan. Serangan itu mungkin membantu memukul mundur para pemberontak di Lashkar Gah di selatan dan Herat di barat.
Tetapi Taliban dengan mudah menyapu beberapa kota utama di utara dan sekarang mengancam Mazar-I-Sharif yang strategis.
Para pejabat AS menekankan hasilnya bisa berbeda jika Presiden Ashraf Ghani bisa menyatukan pemerintahnya dan bertindak tegas. “Pemerintah Afghanistan memiliki pengaruh yang luar biasa. 300.000 tentara, angkatan udara, pasukan khusus, alat berat, pelatihan, komitmen kemitraan, dukungan berkelanjutan dari Amerika Serikat,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price.
“Sayangnya ada rasa stasis, pembekuan pemerintahan,” kata Andrew Watkins dari International Crisis Group.
Uang dan pasokan tidak mengalir ke daerah dan pasukan keamanan lokal, kata Watkins, membuat mereka lebih terbuka untuk Taliban. “Satu hal yang mereka tahu adalah bahwa mereka belum mendapatkan dukungan yang cukup dari pemerintah mereka,” pungkat Watkins. med, riz, afp