wartadigital.id
HeadlineNasional

Analis Pertahanan Sebut Kemungkinan KRI Nanggala-402 Meledak

Antara
Dokumentasi kapal selam KRI Nanggala-402

JAKARTA (wartadigital.id)  – Berbagai dugaan muncul terkait hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Analis pertahanan bahkan menyebut ada kemungkinan kapal selam itu meledak. Alasannya, tidak menutup kemungkinan kapal itu menyelam atau tenggelam di kedalaman ekstrem.

Collin Koh, peneliti di Institute for Defence and Strategic Studies di bawah S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura menyampaikan analisis tersebut.

“Kemungkinan jatuh di bawah kedalaman penyelaman maksimum sehingga menyebabkan ledakan kapal selam, itu harus dipertimbangkan,” kata Collin Koh seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/4/2021).

Kapal Type 209 buatan Jerman itu bersama 53 awaknya hilang kontak di perairan Bali sejak hari Rabu dini hari. TNI Angkatan Laut menyatakan pasokan oksigen pada kapal tersebut hanya cukup untuk 72 jam.

Artinya, secara teori, pasokan oksigen tersebut sudah habis per pukul 03.00 pada Sabtu (24/4/2021) hari ini dan kapal selam itu hingga berita diturunkan belum ditemukan.

“Jika kapal selam berada di palung laut 700 meter, itu akan sulit bertahan karena tekanan bawah air akan menyebabkan retak dan pecahnya lambung baja,” kata pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie seperti dilansir The Guardian.

Argumen Connie sinkron dengan teori yang dipaparkan Juru Bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, yang mengatakan kapal selam bertenaga diesel bisa bertahan di kedalaman hingga 500 meter dan lebih dari itu bisa berakibat fatal.

Kapal selam KRI Nanggala-402 yang berusia 44 tahun hilang kontak saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo. Australia telah mengerahkan fregat yang dilengkapi sonar dengan helikopter untuk membantu pencarian kapal selam, sementara kapal penyelamat bawah laut sedang dalam perjalanan dari India, karena kekhawatiran yang berkembang bahwa kapal selam itu mungkin hancur oleh tekanan air.

Collin Koh mengatakan asumsi kapal selam memiliki 72 jam oksigen adalah optimistis mengingat kemampuan kapal selam yang terbatas untuk menghasilkan oksigen karena pembangkit listrik konvensionalnya. “Jadi ada kemungkinan oksigen mungkin sudah habis,” kata Koh.

Amerika Serikat juga ikut mengerahkan pesawat pemburu kapal selam P-8 Poseidon untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam Nanggala-402.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan sedang menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600 hingga 700 meter (1.968 hingga 2.296 kaki), jauh di luar batas yang dapat bertahan. rtr, gel

Related posts

Salat Id di Taman Surya, Idul Fitri Momen Perkokoh Ekosistem Sosial

Kacau, Data C1 Suara Prabowo-Gibran Hanya 117, Real Count KPU Menggelembung Jadi 617

redaksiWD

Cegah Meningkatnya Demam Berdarah, Khofifah Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

redaksiWD

Leave a Comment