SRAGEN (wartadigital.id) – Pengawasan orangtua terhadap anak-anak harus ditingkatkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang memudahkan semua orang untuk mengakses informasi seperti saat ini. Sehingga ke depan kasus pesta seks anak-anak di bawah umur di Sragen Jawa Tengah tak terulang lagi.
Saat ini publik di Sragen digemparkan kabar adanya pesta seks di sebuah balai desa di wilayah Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Pesta seks itu melibatkan seorang siswi kelas IX SMP (kelas 3 SMP) berinisial P, dengan dua teman laki-lakinya sekaligus (threesome).
Tak cuma itu, P juga mengajak seorang siswi SD berumur 9 tahun berinisial W, untuk melayani nafsu teman laki-lakinya yang satu lagi, di tempat yang sama. Total, ada tiga remaja SMP laki-laki di balai desa itu. Dua berhubungan badan dengan P, sedangkan yang satu lagi dengan W.
Pesta seks terjadi pada 12 Desember 2020 lalu. Mereka melakukannya pada siang bolong, sekitar pukul 13.30 WIB. Ketika itu, W diiming-imingi uang oleh remaja laki-laki teman P supaya mau berhubungan badan. Kasus ini terungkap dari data Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron Solo.
Terungkapnya kasus ini bermula dari penanganan kasus pemerkosaan yang dialami oleh W, yang dilakukan oleh seorang pria beristri berinisial S (38 tahun), yang terjadi di sebuah rumah kosong di Sukodono pada 10 November 2020 lalu. S sendiri diketahui merupakan anggota perguruan silat di Sukodono.
Saat itu, S mengajak W dan P untuk menonton video porno. Sesudah itu, S kemudian mencabuli W dengan ancaman. Dia mengancam akan memukul W jika W tidak mau menurutinya.
P sendiri saat itu membiarkan S leluasa mencabuli W. P diduga menjadi korban pencabulan S terlebih dahulu sehingga ia menyerahkan W kepada P untuk dicabuli.
Direktur LBH Mawar Saron Solo, Andar Beniala Lumbanraja mengatakan, akibat dua pencabulan yang dialaminya, korban W kini mengalami trauma berat. W takut bertemu dengan semua laki-laki, termasuk dirinya sebagai kuasa hukum. des, gel
