
SURABAYA (wartadigital.id) – Guna memperluas jejaring internasional, Unair resmi melakukan Mou dengan OIC Comstech, Komite Kerjasama Ilmiah dan Teknologi dari negara-negara Islam yang berbasis di Pakistan di sela penyelenggaraan kegiatan WUACD Summit 2025 di ASEEC Tower Kampus B Unair, Sabtu (14/6/2025).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA dengan Koordinator Jenderal OIC Comstech Profesor Dr Muhammad Iqbal Choudhary Mustafa. Dengan penandatanganan ini, Unair makin memperluas kerjasama riset dan teknologi, kerjasama strategis lainnya dengan 57 negara Islam (anggota OKI) yang tergabung dalam Comstech sekaligus merancang program pengabdian masyarakat yang berdampak secara global.
Prof Nasih menjelaskan World University Association for Community Development (WUACD) Unair merupakan wadah kolaboraborasi terpadu antara universitas yang ada di seluruh dunia. Platform itu bertujuan untuk membahas kemitraan strategis antar anggota Universitas yang tergabung dalam WUACD guna membangun kerjasama internasional terkait dengan program tridharma di lembaga pendidikan tinggi, pertukaran data dan hasil evaluasi pelaksanaan SDGs di Unair dan universitas di seluruh dunia.
“Jadi WUACD bicara kehadiran perguruan tinggi di sebuah negara dan dampaknya bagi masyarakata. Perguruan tinggi jangan jadi menara gading, harus mampu berkontribusi, ikut mencerdaskan masyarakat. Tridharma perguruan tinggi itu impactnya ke masyakat. Kalau perguruan tinggi menghasilkan orang-orang terdidik, impactnya pasti bisa dirasakan masyarakat. Bukan hanya untuk dia sebagai pekerja dan menghasilkan uang, lebih dari itu kalau masyarakatnya terdidik negaranya akan lebih baik, kotanya akan lebih baik,” katanya.
Menurutnya eksistensi perguruan tinggi dilihatnya dari impact community developmentnya karena itu Unair ingin WUACD Summit 2025 bisa menjadi wadah strategis bagi perguruan tinggi di berbagai negara untuk memperkuat kemitraan sekaligus merancang program pengabdian masyarakat yang berdampak luas. “ Hari ini Unair secara resmi melakukan banyak kerjasama strategis dengan Scomtech untuk meningkatkan kepedulian, pengabdian ke masyarakat. Juga kerjasama dalam pembiayaan proposal proyek. Sebelumnya kerjasama dengan Scomtech telah berjalan, bedanya sekarang diformalkan melalui institusi dengan institusi,” katanya.
Untuk tahun ini, lanjut Prof Nasih, community development Unair tetap difokuskan di 3 kawasan yang nantinya digunakan sebagai tempat kegiatan pengabdian masyarakat universitas. Yaitu remote area diwakili oleh Gili Iyang Sumenep, daerah perbatasan diwakili oleh Pulau Bintan, dan dan daerah pesisir diwakili oleh Banyuwangi.

Wakil Rektor Unair Bidang Riset, Inovasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi menjelaskan WUACD dirancang untuk mengimplementasikan keahlian akademik menjadi inisiatif nyata yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Gawe besar ini tidak bisa berjalan sendiri, melainkan perlu digarap bersama-sama. Mahasiswa dilibatkan, para pakar Unair dan berbagai universitas anggota juga dilibatkan. Karena itu forum ini juga mendorong terciptanya kemitraan lintas negara demi kemajuan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan sesuai kondisi tiap negara.
“Melalui WUACD dan jejaring internasional kita dapat menyatukan ide, sumber daya, dan semangat untuk memberdayakan komunitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama akan diperluas melalui institusi yang memiliki anggota dari banyak negara sehingga jejaring kita semakin luas dan bisa bersama-sama bisa berkontribusi menyelesaikan permasalahan masyarakat di tiap negara, baik itu menyangkut aspek sosial, kesehatan, lingkungan,” imbuhnya.
Dengan menggandeng OIC Scomtech, Unair bisa bekerjasama lebih luas dengan perguruan tinggi anggota Scomtech yang tersebar di 57 negara OKI. “Karena itu kerjasama institusi akan terus kami lakukan. Kali ini dengan negara OKI, ke depan terbuka untuk institusi dari negara lainnya,” katanya.
Dikatakannya membangun masyarakat melalui pengabdian merupakan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Institusi memiliki peran dalam membangun kerjasama yang luas sesuai dengan SDGs point 17 yakni Partnership for The Goals yang artinya Kemitraan untuk mencapai Tujuan.
Untuk diketahui, Unair telah menginisiasi pembentukan WUACD sejak 2018. WUACD atau Asosiasi Universitas Dunia untuk Pengembangan Masyarakat akan sepenuhnya diintegrasikan ke dalam Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (Asean) dan negara-negara di berbagai benua. Inisiasi pembentukan WUACD ini didasari fakta-fakta yang ada selama ini. Khususnya kemunculan dan adanya problem-problem di dunia yang masih perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk kalangan akademisi.
Saat ini Unair menjadi tuan rumah pelaksanaan WUACD Summit 2025 yang digelar bersamaan dengan AMBC 2025 dan ASEAN BCG Network Conference. Acara ini dibuka pada Jumat dan berlangsung sampai Minggu (13–15/6/2025) di ASEEC Tower, Kampus B Unair Surabaya. Agenda internasional ini menghadirkan delegasi dari lebih dari 12 negara, dengan rangkaian acara meliputi konferensi, workshop, penandatanganan MoU, hingga kunjungan ke lokasi pengabdian masyarakat. nti