Pesantren Tangguh Bencana, Upaya BPBD Jatim Tingkatkan Kapasitas Ponpes

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto dalam Rakor Tindak Lanjut Pesantren Tangguh Bencana di Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jatim, Selasa (28/10/2025) sore

SURABAYA (wartadigital.id) – Pertahanan dan ketangguhan terhadap bencana harus selalu diciptakan di semua elemen masyarakat. Tak berlebihan jika Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama BPBD Jatim berupaya membangun ketangguhan bencana di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes).

Maka sarana pendidikan berbasis pesantren pun menjadi fokus perhatian Pemprov Jatim, salah satunya melalui program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana).

Bacaan Lainnya

Usaha tersebut dilakukan, mengingat Jawa Timur juga dikenal sebagai gudangnya pondok pesantren, karena memiliki sekitar 7.347 unit pondok pesantren yang tersebar di 38 kabupaten/kota.

Berkaitan dengan hal itulah Pemprov Jatim bersama BPBD Jatim, BNPB, Dinsos Jatim dan perwakilan pondok pesantren di Jatim menggelar Rakor Tindak Lanjut (RTL) Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) di Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jatim, Selasa (28/10/2025) sore.

Kegiatan yang dibuka Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim, Imam Hidayat ini dihadiri Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto selaku pemateri acara. Kalaksa Gatot Soebroto menyampaikan potensi bencana yang ada di Jatim dan sejumlah kejadian bencana yang terjadi di lingkungan pesantren.

“Dari potensi dan kejadian bencana itu, kami menekankan perlunya peningkatan kapasitas kebencanaan di lingkungan pondok pesantren. Yakni melalui kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto.

Kegiatan SPAB ini, lanjut Gatot, sangat penting untuk mengenalkan semua warga pesantren terhadap potensi bencana di wilayah sekitar. Selain itu, pihaknya juga berupaya membentuk ketangguhan dan penanggulangan bencananya.

“Saat kejadian di Ponpes Al-Khoziny, mayoritas korban ditemukan di dekat pintu keluar. Artinya, semua masyarakat harus tanggap bencana, dengan mengenali lingkungan sekitar, seperti, mencari tahu jalur evakuasi jika berada di dalam gedung,” kata dia, dikonfirmasi Kamis (30/10/2025).

Pihaknya juga mencontohkan keunggulan Jepang dalam membangun ketangguhan masyarakatnya. “Keunggulan Jepang dari negara-negara lain karena di sana, pengenalan bencana sudah dilakukan sejak dini kepada anak-anak. Jadi, saat pemerintah memberikan warning siaga, masyarakatnya langsung siap,” kata Kalaksa Gatot Soebroto.

Pihaknya juga mengapresiasi Biro Kesra Pemprov Jatim yang berinisiasi membangun ketangguhan pesantren di Jatim melalui kegiatan ini. Dalam RTL Pestana Jatim ini, juga ditetapkan sejumlah usulan rekomendasi, di antaranya, perlunya diterbitkan SE Gubernur tentang Pengurangan Risiko Bencana di lingkungan pesantren, perlunya SK Bupati/Walikota tentang Tim Pestana, perlunya dibentuk Tim Pestana di masing-masing pesantren dengan program pencegahan serta perlunya dibentuk Forum Pestana Jatim bersama.

Selain Kalaksa BPBD Jatim, hadir pula sebagai pemateri yakni perwakilan dari BNPB, Dinsos Jatim, Kemenag Jatim dan Jaringan Santri Nasional. ins, edt

Pos terkait