JAKARTA (wartadigital.id) – Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2021 tercatat sebesar Rp 6.355,7 triliun atau tumbuh 11,1 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy). Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh perlambatan deposito rupiah.
“Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan deposito disebabkan oleh nasabah perorangan. Di sisi lain, peningkatan tabungan dan giro menahan perlambatan DPK lebih dalam,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam data Analisis Uang Beredar yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Selasa (23/2/2021).
Secara umum, simpanan berjangka melambat dari 8,1 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi 6,4 persen (yoy), terutama pada simpanan berjangka rupiah, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di sisi lain, giro dan tabungan mengalami peningkatan.
Giro tercatat tumbuh dari 16,9 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi 19,2 persen (yoy) pada Januari 2021, baik dalam valuta rupiah maupun valas, khususnya di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Tabungan juga tercatat meningkat, dari 11,5 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi 11,8 persen (yoy) pada bulan laporan, terutama disebabkan tabungan rupiah di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Di sisi lain, bank sentral juga mencatat kredit yang disalurkan perbankan pada Januari 2021 menunjukkan tren meningkat setelah mengalami pelemahan sejak kuartal III 2020. Penyaluran kredit pada Januari 2021 sebesar Rp 5.399,1 triliun, tumbuh negatif 2,1 persen (yoy), namun tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya yang minus 2,7 persen (yoy). Perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh perbaikan kredit kepada debitur korporasi dan perorangan.
Adapun kredit kepada korporasi tercatat mengalami perbaikan, dari minus 5,1 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi negatif 4,1 persen (yoy) pada Januari 2021. Sementara itu, penyaluran kredit pada debitur perorangan meningkat dari 0,5 persen (yoy) menjadi 0,6 persen (yoy) pada bulan laporan.
Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit dipengaruhi oleh perbaikan penyaluran Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Sementara Kredit Konsumsi (KK) masih terkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kredit Investasi terkontraksi minus 0,9 persen (yoy) pada Januari 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar negatif 1,0 persen (yoy). Perbaikan Kredit Investasi terutama terjadi pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, serta sektor Industri Pengolahan,” paparnya.
Untuk penyaluran kredit sektor properti pada Januari 2021 juga tercatat meningkat, dari 3,6 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi 4,5 persen (yoy), baik pada kredit KPR/KPA, kredit konstruksi, maupun kredit real estate.
Untuk penyaluran kredit kepada UMKM pada Januari 2021 menunjukkan penurunan yang lebih dalam, dari minus 2,2 persen (yoy) menjadi negatif 2,4 persen (yoy), terutama pada skala usaha mikro. Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah menunjukkan peningkatan, masing- masing sebesar 4,3 persen (yoy) dan 3,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,5 persen (yoy) dan 1,6 persen (yoy). “Berdasarkan jenis penggunaan, penurunan kredit UMKM terjadi baik pada jenis penggunaan investasi maupun modal kerja,” pungkas Erwin. set