wartadigital.id
HeadlineMadura

Tinjau Longsor di Pamekasan, Gubernur Khofifah Serahkan Bantuan bagi Keluarga Korban Meninggal

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Suharyanto SSos, MM meninjau langsung lokasi longsor di Pondok Pesantren An-Nidzomiyah, Dusun Jepun, Desa Bindang, Kec. Pasean, Kab. Pamekasan, Kamis (25/2/2021) sore.

PAMEKASAN (wartadigital.id) – Bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pamekasan, tepatnya di Pondok Pesantren An-Nidzomiyah, Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Selasa (23/2/2021) lalu masih meninggalkan luka mendalam bagi para keluarga korban.

Tercatat lima orang santriwati dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut. Kedua orang santriwati yang luka-luka tersebut hingga saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit setempat.

Guna memberikan dukungan moril baik kepada santriwati maupun keluarga korban, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Suharyanto SSos, MM meninjau langsung lokasi longsor di Pondok Pesantren An-Nidzomiyah, Dusun Jepun, Desa Bindang, Kec. Pasean, Kab. Pamekasan, Kamis (25/2/2021) sore.

Turut mendampingi pada kegiatan tersebut, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Sekretaris Daerah Prov Jatim Heru Tjahjono, serta beberapa Pejabat OPD di lingkup Pemprov Jatim dan Kab Pamekasan.

Setibanya di lokasi, Gubernur Khofifah bersama Forkopimda Jatim dan rombongan diterima oleh pengurus pondok dan langsung meninjau lokasi kamar santriwati yang diterjang tanah longsor. Di mana, tiga kamar santri putri tersebut diketahui rusak parah akibat longsoran yang juga disertai pohon tumbang.

Usai melakukan peninjauan, Gubernur Khofifah menyampaikan duka cita mendalam bagi para korban yang tertimpa musibah, serta bagi keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran. Dirinya juga mendoakan agar para korban yang kesemuanya masih tercatat sebagai santriwati bisa diampuni dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya oleh Allah SWT.

“Semoga para santriwati yang menjadi korban musibah ini, diterima semua amal ibadahnya,  diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Karenanya, kehadiran kami hari ini, diharapkan bisa menjadi bagian yang memberi penguatan dari  layanan pendidikan di Pesantren ini,” ungkap orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Terkait langkah teknis yang akan dilakukan, Gubernur Khofifah meminta Bupati Pamekasan bersama BPBD dan dinas terkait lainnya untuk melakukan study mendalam terkait kerawanan tanah di sekitar lokasi longsor. Ini penting dilakukan, sebagai bentuk upaya penguatan sekaligus perlindungan kepada masyarakat mengingat wilayah-wilayah tersebut juga sering dilewati masyarakat.

Terlebih, lanjut Khofifah, dengan kondisi curah hujan yang diprediksi masih tinggi, dikhawatirkan kejadian serupa bisa terulang. Maka dari itu, diharapkan kerjasama dan kewaspadaan semua pihak guna saling memberi rasa aman kepada seluruh penghuni Pondok Pesantren. “Jadi Pak Bupati bersama BPBD akan melihat bagaimana kontur dan kerentanan tanah. Hal ini penting, karena ternyata wilayah tersebut masih menjadi pusat mobilitas masyarakat sekitar,” tandas Khofifah.

Pada kesempatan yang sama, sebagai bentuk kepedulian, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan kepada korban musibah longsor tersebut. Dimana, bagi korban yang meninggal mendapatkan uang santunan sebesar Rp 10 juta dan bagi korban yang mengalami luka berat sebesar Rp 5 juta.

Selain itu, juga disalurkan bantuan berupa 100 paket sembako, 50 lembar selimut, 50 paket sandang dan 50 lembar matras. Paket sandang yang dikhususkan bagi kaum perempuan ini berisi, jarit, baju, pakaian dalam, peralatan mandi, handuk dan sandal.

“Kami harapkan, bantuan yang diberikan ini bisa jadi bentuk tanggap darurat dari Pemerintah terhadap kejadian bencana yang tengah terjadi,” pungkas Gubernur Khofifah.

Sementara itu, mendukung arahan Gubernur Khofifah, Plt Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi turut menjelaskan bahwa sebagai langkah antisipasi ke depannya akan dilakukan pelarangan kegiatan pembangunan dalam radius 50 m dari bibir tebing.  “Jadi tadi bersama pihak Kabupaten, Kecamatan, Pondok Pesantren dan perangkat lainnya, bahwa di bagian belakang sepanjang 50 m tidak boleh dibangun lagi,” terang Yanuar. iim

 

 

Related posts

WNI Asal Semarang Novita Brazil Jadi Korban Tembak Salah Sasaran di Texas

redaksiWD

Bersinergi dengan Karakter dan Kebutuhan Gen Z, LINE Indonesia Perkenalkan Program #AnakLINE

redaksiWD

Fuad Bawazier Sebut Rafael Alun Sudah Diproses KPK, tapi SMI Masih Sibuk Menjaga Nama Baik

redaksiWD

Leave a Comment