SAMPANG (wartadigital.id) – Bagi kalangan akademisi dan warga di Kabupaten Sampang, nama Taufik Hidayat tak asing lagi. Pria kelahiran Sumenep,23 Februari 1991 ini dikenal ramah dan mudah membaur. Dan ini cocok dengan profesinya saat ini, sebagai Humas Poltera (Politeknik Negeri Madura).
Di tengah kesibukannya mempersiapkan operasional gedung baru Poltera, Taufik mengingat kembali kenangannya akan kampus yang berdiri pada 29 Oktober 2012 atas prakarsa Yayasan Bina Sampang Mandiri (YBSM) yang diketuai oleh Ir Mohammad Syaifurrahman Noer yakni putera dari H Mohammad Noer (alm) mantan Gubernur Jawa Timur.
Dikatakannya saat awal berdiri, jumlah mahasiswa Poltera sekitar 80 orang. Perkuliahan dilakukan nebeng di gedung SMKN2 Sampang. Namun karena dirasa kurang efektif akhirnya dititipkan di dua kampus di Surabaya yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Dalam perjalanannya jumlah mahasiswa terus bertambah, mencapai sekitar 380 orang. Saat itu gedung Poltera yang berada di Sampang sudah siap ditempati. Pada Agustus 2016, kegiatan Poltera dipindah ke lokasi baru yaitu di Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. “Saat pindah dari kampus Surabaya ke Sampang tidak mudah. Butuh perjuangan, “ katanya.
Dikatakannya dia dan civitas harus mengedukasi masyarakat Sampang khususnya agar bisa menerima Poltera. Saat itu masyarakat masih menjadikan universitas sebagai pilihan utama daripada politeknik. Karena itu dia dan civitas akademi Poltera suka turun langsung, berkeliling dari sekolah ke sekolah, pameran-pameran hingga memanfaatkan momentum Car Free Day untuk mengenalkan apa itu Poltera, apa itu vokasi. “Saya mendapat tugas mengubah persepsi masyarakat. Ibaratnya dari yang awalnya suka konsumsi jeruk, diubah menjadi suka apel. Ini butuh waktu,” katanya mencoba berkelakar.
Untuk mengenalkan kampus, dia juga mulai memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Youtube. “Pada kurun 2016, saat mengklik kata Poltera pada mesin pencarian google yang muncul justru logo polisi dan tentara,” kenangnya.
Baru pada 2017 mulai berubah setelah kampus memanfaatkan media sosial untuk memudahkan masyarakat mengenal dan cari tahu tentang Poltera.
“ Banyak suka dukanya saat itu. Kerja seperti tidak kenal waktu karena semua masih merintis. Bahkan pukul 22.00 malam juga masih tetap melayani masyarakat sehingga waktu bersama keluarga saat itu berkurang. Tapi enaknya dengan bertemu banyak orang, banyak teman dan relasi,” katanya.
Kini, kerja keras itu membuahkan hasil. Poltera makin mendapat tempat di masyarakat. Saat ini kampus yang berada di Camplong tersebut memiliki empat program studi, yakni D3 Teknik Listrik Industri, D3 Teknik Mesin Alat Berat, D3 Teknik Bangunan Kapal, D3 Keperawatan. Jumlah mahasiswa 780 orang. Dan sebentar lagi juga mengoperasikan gedung bengkel baru.
Taufik optimistis pada 2030 Poltera akan menjadi kampus besar, karena akses ke kampus yang mudah dijangkau, secara demografis berada di tengah-tengah empat kabupaten di Madura. Dengan kondisi ini pendaftaran mahasiswa baru semakin meluas dari daerah luar Madura. Selain itu juga terkait program pemerintah yang berkomitmen memajukan pendidikan vokasi. “Saya yakin 5-10 tahun yang akan datang Poltera akan menjadi pusat pendidikan di Madura,” katanya. jok