wartadigital.id
Potensi UKM

Yust Collection, UMKM Kreatif Ubah Sampah Jadi Rupiah

MALANG (wartadigital.id) – Ide kreatif bisa datang dari apa saja, bahkan dari tumpukan sampah dan barang bekas. Beragam sampah nonlogam bak seonggok emas yang bisa menguntungkan bagi seorang pengrajin daur ulang seperti Ernik Yustiana.

Yustin adalah pemilik Yust Collection, sebuah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan aneka sampah nonlogam seperti kertas, plastik, gelas, sisa kain dan kulit dan mengubahnya menjadi sebuah barang estetik dan bernilai ekonomis.

Awalnya, Yustin merupakan seorang pembatik tulis. Namun karena pada tahun 2015 terjadi konversi minyak tanah ke elpiji, minyak tanah menjadi langka dan usaha batik tulisnya kian sepi. Tak pantang menyerah, ia berusaha mencari peluang lain. Usaha daur ulang sampah ini dimulainya karena ia melihat makin besarnya jumlah dan mudahnya sampah nonlogam yang ditemukan di sekitar.

Berkat kreativitasnya, akhirnya Yustin bisa mengubah sampah-sampah tersebut menjadi berbagai beragam kerajinan seperti seperti aksesoris, lampu belajar, tas, hingga fesyen.

“Saat pandemi kami sempat terpuruk, tapi bisa b𝙚rtahan dengan membuat masker dari kain perca. Setelahnya, kami mulai memanfaaykan perca kain untuk membuat tas dan kami coba merambah dunia fesyen. Bermacam-macam bentuk tas dari bahan daur ulang plastik dan perca kain ini kami beri merk 𝙏𝙨𝙪𝙮,” kata Yustin di workshopnya, Senin (3/2/2025).

Tak hanya mendulang rupiah, melalui usaha ini Yustin juga berharap dapat berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengelola timbulan sampah. Selain itu, Yustin juga memberdayakan warga sekitar untuk ikut berkarya dan bersama mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri. “Saya ingin menjadikan Yust Collection ini sebagai usaha ramah lingkungan dan memberdayakan banyak warga sekitar. Mimpi saya menjadikan Yust Collection ini sebagai pusat produksi daur ulang di Kota Malang,” ujarnya.

UMKM yang berada di Jalan Binor VIII/8, Bunulrejo, Kota Malang ini pun telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) ‘Yust Collection’ sejak tahun 2019. Di tahun yang sama, Yustin bersama beberapa pembatik di Bunulrerjo mendirikan Komunitas Batik Kantil dan akhirnya dirinya kembali aktif memproduksi batik tulis dengan merk 𝙀𝙧𝙣𝙞𝙠𝙈𝙗𝙤. Kini, NIB Yust Collection telah terbit dengan dua usaha yakni daur ulang dan batik tulis.

“Kalau untuk kapasitas produksi Tsuy saat ini sebesar kurang lebih 30-50 buah per bulan. Harganya mulai lima ribu rupiah untuk gantungan kunci, dan bisa sampai dua juta rupiah  untuk kostum karnaval daur ulang. Kalau aneka tas mulai 35-150 ribu rupiah. Sementara untuk produksi 𝙀𝙧𝙣𝙞𝙠𝙈𝙗𝙤 saat ini sebesar kurang lebih 5-10 lembar per bulan. Untuk produksi ini saya dibantu tenaga kerja tidak tetap sepuluh orang,” ucapnya.

Berkat kemahirannya ini, Yustin beberapa kali mengikuti ajang peragaan busana dan karnaval. Ibu dua orang putra ini kini telah memiliki sertifikat kompetensi sebagai instruktur dan kerap diundang di berbagai program pelatihan dan menjadi jujugan visitasi mahasiswa. Bahkan kini Yustin aktif menjadi guru ekstrakurikuler daur ulang dan membatik di beberapa sekolah.

Berbagai prestasi pun telah diraih Yustin. Di bidang daur ulang, karya kreatifnya membawa Yustin meraih penghargaan sebagai Kostum Terunik (Kartini Run Jakarta Tahun 2019), Kostum Daur Ulang Terbaik (Jambore Sampah Nasional di Bali Tahun 2019), dan Juara III dalam Lomba Daur Ulang Kota Malang Tahun 2020. Yustin pun pernah menyabet Juara II Desain Batik di Malang pada tahun 2021, dan meningkat dengan meraih Juara I Desain Batik di Malang pada 2022. ala, ins

Related posts

Momentum Ramadan Jadi “Musim Panen” bagi Pengusaha UMKM

UKM Binaan SIG Berhasil Ekspor Ribuan Botol Sambal  hingga ke Amerika

redaksiWD

Populerkan Kuliner Timur Tengah dengan Sentuhan Cita Rasa Lokal, Emado’s Shawarma Kini Miliki 28 Gerai

redaksiWD

Leave a Comment