SURABAYA (wartadigital.id) – Kehidupan manusia tak pernah lepas dari mobilitas dan pemenuhan kebutuhan pangan. Banyaknya masalah yang muncul di dua sektor tersebut, mendorong Prof Erma Suryani ST MT PhD, salah satu Guru Besar (Gubes) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mengimplementasikan Model-Driven Decision Support Systems (MDDSS) sebagai strategi sekaligus solusi dalam penentuan keputusan dan pengambilan kebijakan.
Sebagai pendahuluan, Erma menjelaskan terlebih dahulu mengenai MDDSS dalam orasi ilmiah saat pengukuhannya sebagai gubes ITS, pada 31 Maret 2021 lalu. Dipaparkannya, MDDSS merupakan sistem pendukung keputusan berbasis model yang berfokus pada akses untuk memanipulasi model simulasi yang luarannya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. “Jadi, model simulasi dalam hal ini berperan dalam memproyeksikan kondisi sistem di masa mendatang untuk meningkatkan kinerja sistem,” ujarnya, Rabu (14/4/2021).
Lebih lanjut, perempuan kelahiran Sumenep ini pun menerangkan bahwa MDDSS tersebut sebenarnya dapat digunakan pada banyak sektor. Namun dalam penelitiannya, dosen yang meniti karir sejak 2005 ini mengimplementasikan MDDSS pada dua fokusan sekaligus yakni sistem transportasi dan industri pangan.
Sektor transportasi menjadi fokusan Erma dalam mengimplementasikan MDDSS lantaran bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan pembangunan jalan baru. Berdasarkan penelitian, hal tersebut menimbulkan dampak negatif yang sangat serius. “Oleh karena itu diperlukan perencanaan transportasi yang terintegrasi untuk memitigasi kemacetan, meningkatkan mobilitas, dan keamanan pada sistem transportasi,” terangnya.
Dengan mengimplementasikan MDDSS pada urban transportation planning, Erma menguraikan bahwa kemacetan lalu lintas yang diproyeksikan dapat dikurangi hingga sekitar 61-70 persen. Begitu pula dengan kinerja mobilitas yang diproyeksikan akan meningkat sekitar 7 persen dan keselamatan pengguna jalan yang diproyeksikan meningkat menjadi 94,47 persen pada 2040 mendatang.
Alumnus Teknik Elektro ITS ini menuturkan bahwa produksi beras nasional yang mengalami penurunan menjadi latar belakang mengapa ia turut mengimplementasikan MDDSS pada sektor industri pangan. “Karena MDDSS juga dapat meningkatkan nilai rantai pasok pangan yang meliputi peningkatan produktivitas, peningkatan produksi, hingga peningkatan daya saing rantai pasok beras,” klaimnya.
Dalam mengimplementasikan MDDSS ke dalam dua sektor tersebut, Erma turut memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sektor transportasi, Erma mengembangkan Intravtas dan Advanced Traveler Management Systems (ATMS). Keduanya merupakan aplikasi berbasis mobile yang berguna untuk memonitor ketersediaan angkutan umum dan memberikan navigasi lalu lintas serta memberikan fasilitas vehicle warning system dan informasi dari beberapa fasilitas traveling.
Adapun untuk sektor industri pangan, Erma juga mengembangkan empat mobile web antara lain Logistics Information Systems (LOG.IS), Budidaya Pertanian Cerdas (BUPERDAS), Disaster Risk Reduction in Agricultural Systems (DIRRAS), dan Agricultural Marketing (AGRIMA). Masing-masing dari keempat mobile web tersebut tentunya memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mendukung peningkatan rantai pasok industri beras.
Melalui pengimplementasian MDDSS yang didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi ini, Erma percaya nantinya dapat menjadi formulasi kebijakan yang dapat diterapkan baik pada sektor transportasi maupun industri pangan. Publikasi ini pula lah yang mengantarkan Erma mencapai gelarnya sebagai Guru Besar ITS.
Meski begitu, Erma menganggap itu bukanlah akhir dari tujuannya. “Saya ingin dapat terus mengembangkan diri untuk meningkatkan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” tekadnya. tri