
PASURUAN (wartadigital.id) – Bulan Ramadan membawa banyak berkah bagi Masnia, warga Desa Pajaran, Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan.
Pasalnya, mukena (peralatan untuk sholat bagi wanita muslim) buatannya laris manis diserbu para pembeli. Hal tersebut terlihat dari stok mukena di butik miliknya yang cepat habis, sehingga mau tidak mau harus kembali untuk memproduksinya.
“Ini lagi buat mukena, karena banyak yang pesan untuk Lebaran,” kata Masnia, saat ditemui di butiknya, Selasa (11/3/2025).
Dalam sehari, Masnia bisa membuat mukena sampai 5 kodi alias sekitar 100 pieces. Khususnya mukena traveling yang tidak memerlukan bordir atau sulam yang menjadi ciri khas mukena buatannya. Harganya pun cukup terjangkau antara Rp 80-Rp 100 ribu.
Sedangkan untuk mukena premium, Masnia tak memproduksi dengan jumlah banyak. Sebab pengerjaannya semuanya manual, sehingga harganya pun lumayan mahal sampai Rp 450.000.
“Kebanyakan dibeli reseller untuk dijual lagi dengan harga yang berbeda. Namanya mukena travelling, hiasannya hanya renda saja,” ungkapnya.
Selama membuat mukena, Masnia dibantu para pekerjanya. Mulai dari memotong kain, menjahit, bordir, menyulam. Terkecuali untuk motif dan desain, seluruhnya hasil karya Masnia.
“Kalau desain dan motif itu semua dari saya sendiri,” tuturnya singkat.
Diceritakan Masnia, perjalanan menjadi seorang pengusaha busana muslim dimulai sejak tahun 2017. Usai mengikuti pelatihan dari Disperindag Kabupaten Pasuruan, di situlah order mulai berdatangan.
“Pokoknya terima kasih untuk Disperindag. Karena telah membantu memperkenalkan produk Masnia Collection sekaligus memasarkan produk yang saya buat, khususnya sulam yang memang ciri khas produk saya,” jelasnya.
Kini, ia hanya berucap syukur, sebab perjuangannya tak sia-sia. Saat ditanya omset, Masnia mengaku dapat memperoleh dikisaran Rp 50-70 juta.
“Alhamdulillah dari mukena tahun 2017, kami berkirim ke pasar lokal, Surabaya, Malang, Probolinggo, keluar daerah Jakarta, Aceh,” kata dia. sur