JAKARTA (wartadigital.id) – UMKM dan para entrepreneur sukses adalah tulang punggung perekonomian negara. Terbukti, UMKM sebagai sektor produktif mampu menopang perekonomian Indonesia bahkan pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Oleh sebab itu, penting bagi generasi muda khususnya milenial dan gen Z mulai memiliki pemikiran dan minat berwirausaha dalam berkontribusi terhadap pembangunan negeri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Royke Tumilaar dalam kuliah singkatnya di Universitas Trisakti, Selasa (29/8/2023).
Menurut Royke, generasi milenial harus memiliki semangat entrepreneur sebab kewirausahaan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Terlebih, rasio kewirausahaan Indonesia di ASEAN hanya tercatat sebesar 3,47 persen, jauh di bawah negara tetangga yakni Singapura yang telah mencapai 8,76 persen.
“Ini artinya kita punya potensi. Ayo semua generasi milenial dan gen Z miliki semangat entrepreneur agar membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi semakin baik dan kompetitif,” katanya dalam siaran pers, Kamis.(31/8/2023).
Royke melanjutkan, ketersediaan lapangan kerja di Indonesia tidak sebanding dengan supply tenaga kerja di pasar. Ada sebanyak 1,5 juta lulusan sarjana atau diploma per tahun.
Sementara itu, ketersediaan lapangan kerja baru hanya tercatat sebanyak 300 ribu, sehingga generasi milenial dan gen Z harus lebih banyak membuka lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan.
Selain itu, Royke menegaskan bahwa kewirausahaan, khususnya UMKM, merupakan motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kontribusi UMKM terhadap GDP Nasional tercatat sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.574 triliun dari total jumlah UMKM di Indonesia yang tercatat sebanyak 65,46 juta.
Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja juga sangat besar yaitu mencapai 96,9 persen dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional yang tercatat sebesar 15,69 persen atau senilai Rp 339,2 triliun.
“Peluang untuk milenial dan gen Z menjadi entrepreneur sangat terbuka. Tentunya bukan hanya untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar luar negeri yang saat ini semakin terintegrasi,” katanya.
Prinsip-prinsip Milenial dan Gen Z
Royke menegaskan, ada beberapa prinsip dan panduan yang bisa diterapkan oleh entreperneur milenial dan gen Z.
Pertama, seorang entrepreneur milenial dan gen Z harus mampu mengatasi kegagalan dengan bijak serta harus bisa membangun tim yang kuat. Sebab seseorang tidak mungkin menjalankan semua aspek bisnisnya sendirian.
Kedua, seorang entrepreneur milenial dan gen Z juga harus punya mimpi yang besar dan tujuan yang jela, agar setiap proses tumbuh kembang dapat dijalani dengan penuh semangat.
Ketiga, entrepreneur.milenial dan gen Z mudah harus belajar tanpa henti. Menurutnya, pendidikan formal hanya dasar, dan proses pembelajaran lanjutan dapat dijalankan melalui sharing pengalaman mentor, buku, internet.
Dengan terus belajar, maka seorang wirausaha akan bisa terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas. Sebab dua hal ini adalah kunci untuk membedakan diri dari kompetitor.
“Keempat, entrepreneur milenial dan gen Z harus berani mengambil risiko. Untuk itu, pengusaha tidak boleh takut keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Jangan takut mencoba hal baru. Sebab potensi usaha rintisan untuk berkembang saat ini sangat terbuka lebar,” ujarnya. nti