SURABAYA (wartadigital.id) – Masih banyaknya warga di Pulau Madura yang belum teraliri listrik menimbulkan keprihatinan bagi DPRD Jatim. Warga yang membutuhkan penerangan PLN itu tersebar di Kab Sampang, Kab Pamekasan dan Kab Sumenep, jumlahnya mencapai puluhan ribu rumah. Lembaga legislatif itu mendorong PLN bisa segera mengatasi masalah listrik di Madura.
“Saya mendorong dan minta PLN agar segera bisa mengaliri listrik di Madura. Sampai saat ini memang masih banyak warga yang tinggal di kepulauan belum bisa menikmati listrik PLN. Misalnya di Pulau Kangean Sumenep, beberapa wilayah di Sampang dan Pamekasan juga,” kata Wakil Ketua DPRD Jatim Achmad Iskandar, Selasa (23/2/2021).
Politisi dari Partai Demokrat itu menjelaskan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menargetkan rasio elektrifikasi di Jatim mencapai 100% pada tahun ini. Harapannya agar semua warga Jatim dapat menikmati listrik secara merata dan memadai dan memanfaatkannya untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Namun target percepatan pembangunan dan rasio elektrifikasi sekarang tertunda, karena fokus pemerintah saat ini disibukkan dengan penanganan wabah pandemi Covid-19. Hingga November 2020 total pencapaian rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Timur mencapai 98.80 %.
“Biaya infrastruktur pemasangan listrik di kepulauan mahal dan tak mudah secara teknis. Sementara anggaran pemerintah saat ini banyak terserap untuk penanganan pandemi. PLN sudah membangun PLTS di kepulauan Madura. Memang belum bisa menjangkau semua warga, namun tetap butuh solusi,” kata anggota dewan dari Dapil Madura.
Ketua Komunitas Warga Kepulauan ( KWK) H Safiudin menjelaskan hingga kini listrik PLN belum menjangkau puluhan ribu rumah warga di Pulau Kangean. Sejumlah rumah warga di Kecamatan Arjasa memang terang pada malam hari. Listrik yang dimanfaatkan masyarakat bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berpusat di Batu Guluk. Namun tidak semua warga kejangkau pelayanan listrik PLN. “Seingat saya baru Mei 2018 warga di Arjasa menikmati listrik PLN 24 jam, sebelum-sebelumnya hanya nyala 12 jam. Mulai 17.00 hingga 05.00. Itu pun jika tidak ada kendala, seperti pengiriman solar telat karena cuaca buruk sehingga kapal tidak bisa berlayar ke Kangean,” katanya.
Sedangkan listrik di Kecamatan Sapeken masih lumayan karena ada dampak dari perusahaan migas di Pagerungan. Di Sapeken listrik menyala 24 jam meski tidak lancar. Di Kecamatan Kangayan, rata-rata masyarakat menggunakan Pembangkit Listrik Mandiri (PLM) yang dikelola beberapa pengusaha setempat. Seperti genset. Ada juga yang menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Dipasang di atap-atap rumah. Itu pun bukan tanpa masalah. Di musim hujan seperti saat ini, matahari tak selalu muncul. Panel surya yang menjadi sumber energi listrik warga tak mampu untuk menyerap cahaya. “Biasanya warga kembali ke petromaks, lilin, kalau listrik dari PLM itu ada gangguan, bisa berhari-hari. Pengeluaran warga jadi bertambah,” katanya.
Sementara itu Manager PT PLN (Persero) ULP Kangean Muhammad Daan Agung Lazuardi menjelaskan hingga pekan kedua Februari 2021, tercatat ada 18.241 rumah di sejumlah desa di Pulau Kangean yang belum teraliri listrik PLN.
Seperti di Kecamatan Kangayan hampir semua desa belum teraliri listrik. Namun pemasangan tiang listrik sudah mencapai 90 persen. Di Kecamatan Arjasa sudah teraliri listrik. Meski ada beberapa warga di beberapa desa belum tersentuh listrik. Sebab, akses jaringan listrik ke beberapa rumah warga terbatas. ”Di Desa Gelaman itu sudah kami tancapkan tiang. Tinggal pemasangan jaringan saja,” katanya.
Daan Agung memastikan PLN terus melakukan pembangunan secara bertahap di Pulau Kangean. Pada Oktober 2020, memanfaatkan PLTS, PLN ULP Kangean telah menyambung 250 KK dengan masing-masing daya 1.300 VA dengan total daya 325 KVA di Desa Timur Jangjang. Desa ini terletak di Kepulauan Kangean Madura yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 10 jam dengan kapal laut dan berjarak 100 km dari Sumenep.
Saat ini ULP Kangean sudah melayani sekitar 17.384 pelanggan dengan daya tersambung 10.932 KVA. ULP Kangean adalah Unit Layanan Pelanggan terbaru di Jawa Timur yang wilayahnya meliputi 11 pulau yakni Sapudi, Raas, Kangean, Sapeken, Tonduk, Gowa-gowa, Saobi, Sabuntan, Paliat, Pagerungan Kecil, Sakala. “Kami akan melanjutkan pembangunan jaringan sesuai kuota anggaran yang diberikan. Pembangunannya bertahap ,” katanya.
Dan solusi jangka panjangnya yaitu melanjutkan pembangunan sampai tuntas serta menambah kapasitas pembangkit EBT (Energi Baru dan Terbarukan) seperti PLTS untuk memenuhi kebutuhan beban di Pulau Kangean. ttw