![](http://wartadigital.id/wp-content/uploads/2021/04/6083e734d7835.jpg)
Tim penyelamat berhasil menemukan beberapa benda di dekat lokasi terakhir kapal selam KRI Nanggala-402. Benda-benda yang ditemukan termasuk sebotol pelumas dan perangkat yang melindungi torpedo.
JAKARTA (wartadigital.id) – Tragedi kapal selam KRI Nanggala- 402 yang tenggelam di perairan Bali menyita perhatian dunia. Posisi kapal yang yang dinyatakan tenggelam di kedalaman 850 meter ini jauh di luar batas kemampuan kapal tersebut bisa selamat. Kenyataan ini membuat ahli memprediksi nasib kru kapal tidak ada yang selamat. Terlebih pasokan oksigen untuk 53 awak habis pada Sabtu pagi.
“Kapal selam ditemukan di kedalaman yang jauh melampaui kedalaman kapal. Tidak akan ada yang selamat sama sekali, dengan asumsi bahwa tidak ada penumpang yang berhasil melarikan diri sebelum jatuh di bawah jurang yang dalam,” kata Collin Koh, peneliti di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura yang berspesialisasi dalam urusan angkatan laut dan keamanan maritim seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (25/4/2021).
Meski tenggelam di kedalaman 850 meter, pihak TNI menyatakan akan mengevakuasi kapal nahas tersebut. Terkait hal ini, Koh mengungkapkan pendapatnya. “Evakuasi yang mereka bicarakan, saya kira mereka mengacu pada kemungkinan pengambilan puing-puing atau apa pun yang tersisa dari kapal selam yang dapat diselamatkan, dengan harapan setidaknya mengambil sisa-sisa kru,” ujar Koh.
Sebelumnya, tim penyelamat berhasil menemukan beberapa benda di dekat lokasi terakhir kapal selam. Benda-benda yang ditemukan termasuk sebotol pelumas dan perangkat yang melindungi torpedo.
Sementara seorang ahli pertahanan dari Institut Hudson AS Bryan Clark ikut memberi tanggapannya terkait KRI Nanggala-402 yang kini dinyatakan tenggelam atau dalam status subsunk.
Menurut analisis dari Clark, kapal selam kecil seperti KRI Nanggala-402 tak mungkin bertahan jika tenggelam di kedalaman air 2.000 kaki. “Jika kapal selam diesel kecil seperti kapal Indonesia ini tenggelam di kedalaman 2.000 kaki air, itu tidak mungkin untuk bertahan,” kata Clark, Sabtu (24/4/2021).
Meski telah menduga KRI Nanggala 402 tak bisa bertahan, ahli pertahanan yang juga mantan perwira kapal selam Angkatan Laut AS itu belum bisa memastikan penyebab hilangnya kapal tersebut. “Karena KRI Nanggala-402 belum ditemukan, masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi pada kapal selam tersebut,” katanya.
Namun dikatakan Clark, jika KRI Nanggala-402 terbukti tenggelam, maka insiden ini akan tercatat sebagai salah satu kecelakaan kapal selam terparah sepanjang sejarah. “Jika kapal tersebut benar-benar tenggelam dengan membawa 53 penumpang, maka akan menempatkan tragedi mengerikan ini di antara beberapa bencana kapal selam terparah,” ujarnya.
Pendapat Clark itu dimuat oleh salah satu media asing, Business Insiders. Selain memuat pernyataan Clark, situs media asing tersebut menilai bahwa tim penyelamatan Indonesia dan internasional telah berupaya keras demi mencari kapal selam KRI Nanggala-402.
Tapi melihat adanya penemuan barang di perairan Bali, pihak media asing itu menduga skenario terburuk telah terjadi pada KRI Nanggala-402. “Apa yang mereka temukan malah tampaknya menjadi bukti skenario terburuk telah terjadi. Tim SAR menemukan barang-barang, seperti sajadah, botol minyak,” kata pemberitaan Business Insiders.
Menurut pemberitaan yang ditulis Business Insiders, mereka menduga barang-barang itu hanya bisa ditemukan mengambang di laut jika kapal selam KRI Nanggala-402 itu pecah. “Bagian dari pipa pendingin, dan komponen torpedo yang ditemukan diyakini berasal dari kapal selam. Barang-barang ini hanya mungkin akan berada di dalam air jika kapal selam itu pecah,” kata pemberitaan yang tertulis Business Insiders.
Terakhir, media asing itu memaparkan kemungkinan kapal selam KRI Nanggala-402 hancur karena telah melewati titik di mana lambung kapal tak bisa menahan tekanan air di sekitarnya. riz, sin, gel