MAGELANG (wartadigital.id) – Pengurus Masjid Sabiilus Salam Surabaya melakukan ziarah religi di tiga kota di Jawa Tengah yakni Magelang, Semarang, Solo.
Selama dua hari, Sabtu dan Minggu (9-10/11/2024) sebanyak 35 pengurus masjid yang berlokasi di kawasan Nginden Intan Surabaya ini melakukan perjalanan ziarah via moda darat ke beberapa destinasi, mulai Makam Aulia Gunung Pring, Gunung Tidar di Magelang.
Selanjutnya mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang dan Masjid Raya Sheikh Zayeh Al Nahyan di Solo. Kedua masjid ini diresmikan di era presiden berbeda. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektare dan masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Masjid Agung Jawa Tengah adalah yang terbesar dan termegah serta merupakan ikon dan kebanggaan masyarakat provinsi tersebut. Arsitektur masjid memadukan tiga gaya. Arsitektur Jawa dapat dilihat pada bagian badan atap masjid yang berbentuk limas serta dasar tiang masjid bermotif batik seperti model tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Arsitektur Arab diwakili dari adanya kubah puncak masjid dan dinding masjid yang dihiasi kaligrafi. Arsitektur Roma-Yunani terlihat pada desain interior dan pewarnaan sudut- sudut bangunan.
Salah satu ciri khas masjid ini adalah enam buah payung hidrolik raksasa yang berada di teras masjid. Payung yang dapat membuka dan menutup secara otomatis ini mengadopsi model yang terdapat di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Dengan tinggi masing-masing 20 meter dan bentangan hingga 14 meter, payung ini berfungsi sebagai atap kala jumlah jemaah tengah meluap.
Keistimewaan lainnya adalah menara Asma’ul Husna setinggi 99 meter. Menara yang disebut dengan Al Husna Tower ini terletak di pojok barat daya masjid. Keberadaan menara tersebut merupakan simbol kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT.
Di samping sebagai tempat ibadah dan syiar agama, Masjid Agung Jawa Tengah merupakan objek wisata religi. Banyak deretan PKL yang menjajakan makanan minuman, perlengkapan ibadah, souvenir dan masih banyak lagi. Banyaknya orang yang berkunjung pun memberi dampak nyata terhadap perkembangan ekonomi masyarakat sekitar.
Sedangkan Masjid Raya Sheikh Zayeh Al Nahyan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) pada 14 November 2022 lalu. Masjid ini berlokasi di Jalan A Yani, Gilingan,Kec Banjarsari. Masjid yang memiliki luas 8 ribu m2 dengan kapasitas 10 ribu jemaah (termasuk selasar luar) ini begitu megah dengan corak arsitektur Islam modern, bahkan menjadi yang terbesar di wilayah Solo Raya.
Arsitektur yang diusung dalam bangunannya dibuat mirip dengan Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Masjid Sheikh Zayed di Solo juga dirancang memiliki 4 menara dan 1 kubah utama. Adapun kubah-kubah kecil dan ornamen bangunan didominasi khas Timur Tengah. Arsitektur Islam modern ini menggambarkan persahabatan antara UEA dan Indonesia.
Ketua Yayasan Sabiilus Salam Bambang Tjahyono mengatakan ziarah religi ke Jawa Tengah ini merupakan kegiatan kali kedua. ” Tahun 2023 kami juga meggelar wisata religi ke Jawa Tengah, hanya tujuannya berbeda dengan ziarah religi tahun ini,” katanya.
Kegiatan ziarah religi ini dilakukan untuk meningkatkan capasity building team, sekaligus sebagai ajang silatutahim antar pengurus. Selama ini karena kesibukan, antar pengurus kadang bertemu hanya pada saat event- event besar, lewat kegiatan ini mereka disatukan dalam suasana kekeluargaan dengan tetap mengedepankan nilai- nilai keagamaan.
Sementara itu Ketua Takmir Masjid Sabiilus Salam Ustad Abdul Rochim menjelaskan mengapa memilih lokasi wisata religi di Jawa Tengah karena di provinsi ini banyak menyimpan destinasi sejarah Islam di tanah Jawa. “Sedikit banyak saya paham daerah ini, sehingga saya bisa memandu takmir masjid belajar peninggalan Islam yang menyimpan jejak sejarah,” katanya.
Dijelaskan Ustad Abdul Rochim, rombongan jemaah dari Surabaya bisa melihat riwayat penyebaran Agama Islam di Magelang yang berlangsung sejak ratusan tahun lalu, terbukti dengan terdapatnya sejumlah makam, petilasan serta kisah tentang ulama yang salah satunya terdapat di Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan Magelang.
Di atas bukit bernama Gunung Pring setinggi 400 meter di atas permukaan laut ini terdapat kompleks pemakaman milik Kraton Yogyakarta. Di tempat ini lah Pangeran Singasari atau dikenal dengan Kyai Raden Santri, salah satu putra Ki Ageng Pemanahan dan juga merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dimakamkan.
Sementara di Gunung Tidar yang dikenal sebagai Paku Tanah Jawa kata Ustad Abdul Rochim terdapat beberapa situs makam para tokoh yang disegani. Makam pertama adalah makam Syaikh Subakir yang merupakan penakluk pertama Gunung Tidar. “Syaikh Subakir juga merupakan tokoh dalam proses penyebaran agama Islam di Jawa Tengah,” katanya.
Tidak jauh dari makan Syaikh Subakir, terdapat pula makan Kiai Sepanjang. Namun uniknya, makan Kiai Sepanjang bukanlah milik tokoh seseorang, melainkan sebuah tombak yang berukuran panjang kepunyaan Syaikh Subakir. Selain itu ada juga makam milik Kiai Semar.
Selain wisata religi, rombongan takmir Masjid Sabiilus Salam juga berwisata di Dusun Semilir Kec Bawen Semarang. Arsitektur unik menyerupai stupa Candi Borobudur yang ada di sana adalah salah satu spot yang membuat banyak orang penasaran untuk singgah.
Dusun Semilir Semarang terkenal dengan perosotan pelanginya setinggi 40 meter, yang sekaligus menjadi ikon objek wisata ini. Selain itu, di sini pengunjung juga bisa menikmati berbagai wisata outdoor mulai wahana alas tirta, wahana bayu biru, wahana air, arena berkuda, rumah hantu, hingga kebun binatang mini. Juga mampir ke Lawang Sewu di Semarang, gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang saat ini dikelola oleh PT Kereta Api Pariwisata. nti