wartadigital.id
Ekbis Headline

4 Tahun Berkiprah, Hasil Survei Sebut OVO Makin Diterima di Seluruh Kota Indonesia

OVO mencatat beragam pencapaian posifif selama 4 tahun berkpirah di Indonesia.

 

JAKARTA (wartadigital.id) – Tepat berusia 4 tahun pada 25 September 2021,   OVO mencatat beragam pencapaian posifif di Indonesia. Salah satunya adalah menjadi platform pembayaran digital yang paling sering digunakan di berbagai kota, antara lain Bandung, Surabaya, Medan dan Palembang. Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei Studi Perilaku Penggunaan Pembayaran Digital dan Layanan Keuangan di Indonesia  yang dilakukan oleh Kadence International Indonesia belum lama ini.

Harumi Supit selaku Head of Corporate Communications OVO menjelaskan sejak awal berdiri, OVO mengadopsi strategi ekosistem terbuka  dan model terintegrasi untuk menciptakan lanskap pembayaran digital dan layanan keuangan yang inklusif. Hal ini menjadi bagian terpenting dari transformasi pembayaran digital yang dijalankan oleh OVO, sehingga mampu membuka akses luas bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk berbagai penggunaan, diimbangi dengan kemudahan dan keamanan akses dalam bertransaksi digital.

“Kami berterima kasih kepada seluruh pengguna kami yang tersebar di lebih dari 430 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Di usia yang masih muda ini OVO telah dipercaya menjadi pilihan nomor satu dalam membantu mereka untuk berbagai keperluan keuangan digitalnya sehari-hari,” lanjut  Harumi, Kamis (7/10/2021).

 Jangkauan OVO yang semakin luas dari tahun ke tahun tidak lepas dari penerimaan positif dan aktif dari masyarakat yang semakin mengenal literasi dan kini inklusif keuangan digital. Beberapa catatan yang ditorehkan OVO menurut survei Kadence tersebut antara lain OVO memiliki 71 persen pengguna aktif dengan tingkat brand awareness hingga 96 persen. Hal ini tentu menjadikan OVO sebagai platform pembayaran digital terpopuler di Indonesia.

Popularitas OVO sebagai pembayaran digital yang paling sering digunakan mendapat posisi tertinggi di Medan sebanyak 49 persen, disusul dengan Palembang sebesar 45 persen, Bandung sebesar 33 persen, dan Surabaya sebesar 31 persen. Berbagai alasan dipaparkan dalam survei ini terkait alasan penggunaan OVO, yaitu diantaranya sebanyak 71 persen responden menggunakan OVO karena bisa digunakan di banyak aplikasi dan merchant online, disusul sebanyak 67 persen alasan responden menggunakan OVO karena dapat melakukan transfer saldo ke rekening bank, dan sebanyak 66 persen menggunakan OVO karena aplikasinya mudah digunakan.

Hasil survei dari Kadence International Indonesia juga mengungkap secara umum penggunaan platform pembayaran digital di setiap kota bervariasi. Kebanyakan responden di Bandung dan Surabaya menggunakan pembayaran digital untuk transaksi top up pulsa atau data internet. Lain halnya dengan Medan yang menggunakan pembayaran digital untuk belanja online. Sedangkan Palembang didominasi untuk pemesanan makanan.

Harumi menambahkan selama 4 tahun perjalanannya, kehadiran transformasi pembayaran digital OVO menjadi penghubung bagi beragam layanan keuangan yang komprehensif dan multi bidang, baik transaksi online maupun offline. OVO menjadi penghubung transaksi digital seperti transportasi, pemesanan makanan, dan belanja online. ”Inilah komitmen OVO yang konsisten hadir untuk menjadi salah satu pemicu peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia serta  pemulihan ekonomi nasional dengan melakukan akselerasi transformasi pembayaran digital di Indonesia.” katanya.

OVO kini telah hadir di lebih dari 430 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia dan memiliki lebih dari 1 juta merchant QRIS, di mana sebagian besar merupakan UMKM termasuk mikro dan nano seperti warung, kedai-kedai, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya. nti

Related posts

Raih IGA 2021, Pemkot Mojokerto Tutup Tahun dengan Prestasi

redaksiWD

Jelang Idul Fitri 1442 H, Pemprov Jatim Akan Perketat Jalur Masuk Tenaga Migran

redaksiWD

Nelayan Banyuwangi Terima Dua Kapal Rampasan Ilegal Fishing dari KKP

redaksiWD