
WONOSOBO (wartadigital.id) –Wonosobo, Jawa Tengah dikenal memiliki banyak destinasi wisata yang patut dikunjungi. Beberapa lokasi Kabupaten Wonosobo dikelilingi dataran tinggi yang terdiri atas hijau pegunungan dengan udara yang segar. Salah satunya wisata Dataran Tinggi Dieng.
Namun, berkunjung ke Kabupaten Wonosobo rasanya akan kurang lengkap tanpa mencicipi camilan khasnya, Carica.
Carica terbuat dari buah papaya gunung khas Wonosobo, adalah minuman yang siap menawarkan kesegaran ketika meneguknya. Carica memiliki rasa asam dan manis serta terasa semakin nikmat ketika dicicipi dalam kondisi dingin.
Di Wonosobo atau sekitar Dieng, Anda dengan mudah mendapatkan carica di toko oleh-oleh. Harganya untuk isi 6 sekitar Rp 25-30 ribu. Kemasannya juga menarik, cocok dipakai buah tangan ke saudara dan teman. “Saya penasaran apa itu carica, ternyata minuman ini enak juga,” kata Yuyun (41) wisatawan dari Surabaya yang berkunjung ke Wonosobo belum lama ini.
Menurut Yuyun, selain diolah sebagai minuman, carica juga diolah menjadi aneka olahan keripik sehingga punya banyak pilihan.
Asal tahu, Carica tidak dibuat dari sembarang papaya. Carica merupakan buah khas Wonosobo yang bentuknya menyerupai pepaya. Karena banyak dijumpai di daerah pegunungan, carica sering disebut sebagai pepaya pegunungan. Buah ini umumnya hanya dapat tumbuh dan hidup di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut.
Meskipun dikenal sebagai buah khas Wonosobo, carica sebenarnya berasal dari luar negeri. Dikutip dari repository.ump.ac.id, carica berasal dari sebuah daerah yang berada di antara Meksiko Selatan dan Amerika Selatan. Buah tersebut kemudian dibawa ke berbagai daerah oleh para penjelajah yang singgah di daerah tersebut. Di Indonesia, buah carica dibawa oleh penjajah Belanda.
Para penjajah Belanda menanam buah carica di daerah Dieng karena suhu dan cuaca yang mirip dengan Eropa, tempat penjajah Belanda membudidayakan carica pertama kalinya. Dikutip dari repository.usm.ac.id, warga Dieng dahulu menyebut carica sebagai gandul dieng karena bentuknya yang menggandul. Lambat laun, gandul dieng akhirnya berubah nama menjadi carica, yang dalam bahasa latin berarti pepaya.
Pada 1980-an, carica mulai populer di kalangan masyarakat dan mulai dibudidayakan, serta dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan buah carica adalah dipasarkan dalam kemasan yang khas. Carica selama ini dikenal sebagai buah yang dipasarkan dengan kemasan gelas plastik kecil seperti gelas air mineral. Penggunaan kemasan tersebut berkaitan dengan prosedur pengawetan buah carica. nti, ins