Jadi Akademisi Lingkungan di Malaysia

Dr Edza Aria Wikurendra PhD

SURABAYA (wartadigital.id) – Unair konsisten mencetak alumnus yang membawa nilai keilmuan kampus ke berbagai penjuru dunia melalui karya dan pengabdian di bidang masing-masing. Salah satunya adalah Dr Edza Aria Wikurendra PhD, lulusan Magister Kesehatan Lingkungan Unair. Kini, ia berkarier sebagai dosen di Department of Health Sciences, Faculty of Humanities and Health Sciences, Curtin University Malaysia.

Berbekal pendidikan vokasi hingga doktoral serta pengalaman riset dan pengabdian nasional, mengarahkannya menjadi akademisi yang berfokus pada kolaborasi global dan solusi lingkungan lintas disiplin. Di Curtin University Malaysia, ia mengembangkan riset bidang environmental health, waste management, dan environmental sustainability dalam konteks Asia Tenggara, sekaligus membina generasi muda di sekitarnya.

Bacaan Lainnya

“Lingkungan kampus yang multikultural, ekosistem riset kuat, serta kebutuhan kawasan akan solusi keberlanjutan menjadi alasan utama saya berkarier di sini,” ungkapnya kemarin.

Menurutnya, pengalaman pendidikan di Unair berperan penting dalam membentuk cara kita berkarier sebagai akademisi global. Fondasi ilmiah, pola pikir kritis sebagai sanitarian, budaya riset kolaboratif lintas disiplin serta nilai pengabdian dan sensitivitas sosial menjadi karakter kuat yang terus ia bawa.

“Unair membentuk saya bukan hanya sebagai peneliti, tetapi sebagai akademisi yang berpikir global, kolaboratif, namun tetap berpijak pada kebutuhan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

Selama berkarier di luar negeri, kontribusi terbesarnya sebagai alumni Unair adalah perannya sebagai penghubung Unair dengan jejaring riset Internasional. Ia membawa nama Unair dalam berbagai peran global, mulai dari penerima Green Talents Award dari Kementerian Riset Jerman hingga keterlibatan forum ilmiah dan pengelolaan jurnal, serta memberi dampak langsung melalui kuliah tamu, pendampingan penulisan, dan riset bersama mahasiswa dan kolega Indonesia.

Ia mendorong kolaborasi lintas kawasan, termasuk membuka peluang kerjasama bagi Unair di bidang kesehatan lingkungan, manajemen sampah, circular economy, dan keberlanjutan, serta menegakkan identitas Unair melalui pengajaran tegas namun membumi, riset problem-driven: berorientasi pada dampak dan manfaat publik, serta jejaring profesional yang mendorong keterlibatan mahasiswa Unair dengan mitra internasional.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa alumni Unair di luar negeri memiliki peluang kontribusi sebagai penghubung kolaborasi riset, pertukaran akademik, dan pengembangan kapasitas, sekaligus membimbing mahasiswa dan peneliti muda. Pengalaman global terbaik dapat diadopsi dalam bentuk rekomendasi kebijakan, pelatihan, atau proyek percontohan.

“Jadilah jembatan dua arah yang memperkuat Indonesia, karena satu alumni yang konsisten membimbing dapat memicu efek berantai bagi ekosistem akademik nasional,” lanjutnya. nti

Pos terkait