
Panji Gumilang mendatangi Bareskrim Polri, Senin (3/7/2023) siang.
JAKARTA (wartadigital.id) – Peneliti Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) Taufik Hidayat menilai pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al -Zaytun Panji Gumilang ingin merusak umat Islam.
Taufik juga menyebut temuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama yang membuktikan bahwa ada hubungan kuat antara Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 (KW9) dengan Al- Zaytun.
Menurut Taufik, salah satu buktinya adalah Al -Zaytun melakukan penindasan terhadap instrumen di dalam ponpes seperti para karyawan. Mereka tidak diupah dengan wajar sehingga tidak ada kesejahteraan yang didapat oleh para pegawai itu. “Selain itu, orang-orang yang berprestasi di teritorial mereka kemudian dikirim ke Al -Zaytun ya sebagai guru, sebagai karyawan,” ungkapnya, Rabu (12/7/2023).
Ia menegaskan dalam penelitiannya, Panji Gumilang dan Al -Zaytun merupakan produk yang dihasilkan oleh NII KW 9. Namun ada satu hal yang membuat hasil temuan itu dapat dipertanyakan yaitu keabsahan Al -Zaytun memiliki hubungan dengan NII KW 9. “Apa iya, apa iya NII KW 9 ini adalah Al- Zaytun?” ujarnya.
Peneliti LPPI itu memberikan perbandingan antara Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang dengan NII pimpinan Kartosuwiryo. “Dalam peraturan MKT undang-undang dasarnya Kartosuwiryo itu orang yang tidak salat dihukum,” tuturnya.
“Dengan perbedaan ini, artinya ini memang sengaja ada upaya untuk melemahkan umat Islam, merusak citra umat Islam … ada tragedi kemanusiaan yang luar biasa penindasan yang luar biasa,” ungkapnya menambahkan.
Tetap Diproses Hukum
Pemerintah sendiri tidak akan membubarkan Pondok Pesantren Al -Zaytun. Meski dianggap kontroversial, Al -Zaytun tetap akan berdiri.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD kepada wartawan, Selasa (11/7/2023). Hanya saja, Mahfud menjelaskan, ponpes tersebut akan dibina oleh pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Agama.
Sebab, kata Mahfud, pemerintah percaya bahwa santri yang menempuh pendidikan di Al Zaytun baik-baik. Oleh karena itu, pondok pesantren tersebut akan tetap berdiri.
“Al-Zaytun sebagai pondok pesantren itu tidak akan dibubarkan. Pemerintah mengakui bahwa sekolah itu baik produknya. Sehingga kita akan bina, akan sesuaikan kurikulumnya, akan bersihkan kalau ada kotoran di dalam pelaksanaannya,” tutur Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam.
Selain itu, dia juga mengatakan, Ponpes Al Zaytun juga tidak akan diberikan sanksi apapun. Ia menyebut, “Tetapi Pondok Pesantren Al-Zaytun dan seluruh sekolah dan pesantrennya itu tidak akan dijatuhi sanksi apa-apa. Akan terus berjalan dibina oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama,” ujar dia.
Kendati demikian, terkait Pengasuh Ponpes-Al Zaytun Panji Gumilang, Mahfud menyebut, proses hukum yang menyeretnya akan terus berjalan hingga selesai. Ia menegaskan bahwa Pemerintah akan segera menyelesaikan polemik atau kasus Ponpes Al-Zaytun yang menghebohkan publik ini.
“Tetapi, Panji Gumilang yang merupakan tokoh di Pondok Pesantren Al-Zaytun ini tindak pidananya akan kita selesaikan agar tidak selalu menjadi isu setiap ada event politik,” pungkasnya.
Diketahui, Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang dilaporkan atas dugaan penistaan agama Islam. Tercatat terdapat dua laporan polisi dengan terlapor Panji Gumilang.
Pertama, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan melaporkan Panji atas dugaan penistaan agama Islam. Laporan tersebut teregister dengan nomor Laporan Polisi: LP/B/169/VI/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI 27 Juni 2023. Panji diduga melanggar Pasal 156 A KUHP tentang Penistaan Agama.
“Sudah melaporkan Panji Gumilang terkait dengan penodaan agama dan kita berharap ini bisa menghentikan langkah Panji Gumilang dalam hal menzalimi masyarakat dengan menyebarkan paham sesat negara islam indonesia,” kata Ken kepada awak media (27/6/2023).
Landasan pelaporan itu, dijelaskan Ken, merupakan pernyataan Panji yang menyebutkan bahwa Al Qur’an merupakan bukan firman Tuhan. “Panji Gumilang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu bukan wahyu ilahi tapi perkataan Nabi Muhammad. Ini yang diduga merupakan penyesatan,” sebutnya.
“Dan didukung dengan pernyataan Qola Rusulullohi Shalallahu Alaihi Wasallam Fil Qur’anil Qarim. Biasanya kan Qolallahu Taala Fil Qur’anil Qarim. Lah ini, Qola Rusululloh yang juga merupakan penyesatan,” imbuhnya.
Kedua, Panji Gumilang juga dilaporkan kepada pihak kepolisian oleh Forum Pembela Pancasila (FAPP) pada Jumat (23/6/2023) atas dugaan penistaan agama. Laporan atas Panji pun teregister dengan nomor: LP/B/163/VI/2023/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 23 Juni 2023.
Panji dipersangkakan dengan Pasal 156 A Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penistaan Agama. “Forum Advokat Pembela Pancasila pada hari ini datang Bareskrim Mabes Polri untuk melaporkan saudara Panji Gumilang pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun,” kata Ketum DPP FAPP Ihsan Tanjung (23/6/2023).
Ihsan berpandangan Panji telah menistakan agama Islam lewat Ponpes Al-Zaytun. Bukan hanya itu, ia juga menggugat pernyataan Panji soal yang menyangkal bahwa Al-Quran bukan firman Tuhan. Kini, laporan kasus tersebut sudah naik penyidikan ditambah dengan dugaan melakukan ujaran kebencian. rmo, cik, ins