
Pejuang Hamas.
GAZA (wartadigital.id) – Hamas mengumumkan perang melawan Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah berakhir. Pengumuman ini disampaikan pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, Kamis malam.
Al-Hayya juga mengatakan rencana perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menandai dimulainya gencatan senjata permanen. Dalam pidato untuk warga Gaza yang disiarkan televisi, al-Hayya mengatakan Hamas telah menerima beberapa jaminan dari Washington dan mediator lain bahwa permusuhan dengan Israel tidak akan berlanjut. “Hamas menangani rencana Presiden Amerika secara bertanggung jawab,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (10/10/2025).
Dia menyampaikan respons kelompok perlawanan Palestina atas proposal perdamaian 20 poin Trump bertujuan untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Dia tidak merinci sifat respons tersebut, tetapi mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai di Sharm el-Sheikh, Mesir, mencakup penyediaan bantuan kemanusiaan bagi wilayah kantong Palestina tersebut, pembukaan perbatasan Rafah dan pertukaran tahanan.
“Semua pihak mengonfirmasi bahwa perang telah sepenuhnya berakhir,” katanya, seraya berjanji untuk bekerja sama dengan seluruh kekuatan nasional dan Islam guna menyelesaikan langkah selanjutnya yang dicanangkan dalam perjanjian tersebut.
Pengumuman itu muncul saat kabinet Israel masih melakukan pemungutan suara untuk ratifikasi perjanjian tersebut, yang pada akhirnya menyepakati gencatan senjata. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa dia dan partainya akan menentang rencana perdamaian Trump dan akan meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika Hamas diizinkan mempertahankan kendali atas Gaza.
Dia juga menggambarkan pembebasan tahanan Palestina dengan imbalan sandera Israel sebagai “harga yang tak tertahankan” untuk membayar perjanjian tersebut. Laporan sejumlah media internasional sebelumnya menunjukkan bahwa pasukan Israel akan diminta untuk mundur ke garis yang telah ditentukan dalam waktu 24 jam, sehingga Israel tetap menguasai sekitar 53% wilayah Palestina tersebut.
Hamas akan membebaskan semua sandera yang masih hidup dalam waktu 72 jam setelah rezim Zionis Israel meratifikasi kesepakatan tersebut. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak 2023, termasuk semua perempuan dan anak di bawah umur.
Menurut Channel 12 Israel, rezim Zionis baru akan mengizinkan para tahanan Palestina dibebaskan setelah periode 72 jam, di mana Hamas diperkirakan akan membebaskan semua sandera Israel. Kelompok tersebut masih menyandera sekitar 48 orang, di mana Israel yakin bahwa sekitar 20 orang masih hidup.
Perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika para milisi Palestina yang dipimpin Hamas menyerang negara Yahudi tersebut, menewaskan sekitar 1.200 orang, dan menyandera sekitar 250 orang. Operasi militer Israel selanjutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, menurut pejabat setempat. Operasi tersebut juga menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bencana kemanusiaan di Gaza. sin



