wartadigital.id
Headline Surabaya

Kasus Antraks Muncul Lagi, Dinkes Surabaya Terapkan Langkah Antisipasi

Nanik Sukristina

 

SURABAYA (wartadigital.id) – Kasus antraks muncul kembali di Jatim, salah satunya di Pacitan. Dinas Kesehatan Kota Surabaya menerapkan sejumlah upaya guna mengantisipasi muncul kasus tersebut di wilayah setempat, pasca temuan enam warga di Pacitan yang mengalami gejala mirip penyakit antraks.

“Melakukan diseminasi informasi pada fasilitas kesehatan mengenai penyakit antraks melalui media KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi),” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nanik Sukristina di Surabaya, Jumat (14/7/2023).

Nanik juga menyebut pihaknya rutin menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat perihal mekanisme pelaporan dan penemuan kasus hewan terjangkit antraks.

Langkah selanjutnya dengan melaksanakan pengawasan dan evaluasi intensif yang dilakukan setiap minggunya pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) di tingkat Puskesmas dan rumah sakit.

Nanik menyatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapati ada laporan adanya warga mengalami gejala antraks. “Kami informasikan sampai saat ini masih terkendali dan belum ditemukan adanya suspek kasus antraks di Kota Surabaya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat tetap memperhatikan kualitas dan kebersihan konsumsi produk olahan dari hewan ternak, seperti sapi dan kambing. “Mengonsumsi produk hewan yang sehat dan dimasak dengan sempurna serta direkomendasikan produk hewan tersebut disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) resmi,” ucap dia.

Selain itu, dia juga mendorong masyarakat rutin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terlebih setelah menjalin kontak dengan hewan ternak yang terpapar penyakit maupun mati dengan gejala antraks.

“Mencuci tangan menggunakan sabun setelah kontak atau bersinggungan dengan hewan yang mati atau sakit dengan gejala antraks,” kata dia.

Sementara, Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian drh Sunarno Aristono mengatakan hewan terjangkit antraks menunjukkan beberapa gejala klinis, diantaranya kesulitan bernapas, demam tinggi, dan susah berjalan. “Biasanya kematian sapi mendadak diikuti keluarnya darah dari lubang lubang alami seperti keluar darah dari mulut,” ucapnya.

Meski belum ada temuan kasus, namun Aris menyatakan saat ini instansinya tengah menyusun surat edaran (SE) terkait langkah teknis antisipasi kasus tersebut. Selain antraks, surat edaran itu juga akan mencantumkan antisipasi penyakit rabies. “Kami sedang buat SE Walikota tentang kewaspadaan dini penyakit antraks dan rabies. Pinnya sama dengan surat edaran dari Pemprov Jatim, tetapi kami sesuaikan untuk Kota Surabaya,” ujar dia. ike

Related posts

Pindah Keyakinan, Sukmawati Soekarnoputri Bakal Jalani Sederet Ritual Agama Hindu

redaksiWD

Permudah Masyarakat Lakukan Fototerapi di Rumah, Unair Kembangkan AirBiliNest

redaksiWD

Berlebihan, Medsos Setneg Unggah Jokowi Hadiri Pernikahan Atta-Aurel

redaksiWD