Kasus Buang Bayi Masih Marak, UPT PPSAB Sidoarjo Masif Lakukan Edukasi ke Masyarakat

Aktivitas di UPT PPSAB Sidoarjo.

SIDOARJO (wartadigital.id) – Dinas Sosial Jawa Timur melalui UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PPSAB) Sidoarjo secara masif terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait penanganan dan merawat bayi tanpa identitas yang ditemukan masyarakat.

Hal itu dilakukan karena  kasus pembuangan bayi atau balita masih marak terjadi terutama di Jawa Timur. Selain itu, tata cara mengadopsi bayi tanpa identitas  juga belum dipahami secara benar oleh masyarakat.

Bacaan Lainnya

Hal ini diungkapkan Plt UPT PPSAB Sidoarjo Sri Mariyani, saat Pengurus Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jawa Timur berkunjung ke PPSAB Sidoarjo, Selasa (23/12/2025) kemarin.

Dalam kunjungan tersebut, Pengurus FJPI Jawa Timur diwakili oleh Ketua FJPI Jawa Timur Catherin Elissen, Sekretaris FJPI Jawa Timur Khusnul Hasana, Humas FJPI Jawa Timur Noer Soetantini dan juga Sekjen FJPI yang juga Penasihat FJPI Jawa Timur Tri Ambarwatie.Kunjungan Pengurus FJPI Jawa Timur ke UPT PPSAB Sidoarjo, masih dalam rangkaian peringatan Hari Ibu dan memberikan bantuan kebutuhan para balita.

Sri Mariyani menjelaskan kasus bayi yang dibuang kemudian dikirim ke UPT PPSAB ini cukup beragam. Ada bayi baru lahir dan sengaja dibuang di tempat sepi, ditaruh di depan rumah warga dan sebagainya. Kalau melihat kasusnya memang faktor penyebabnya juga berbeda-beda. Bisa jadi karena si bayi hasil hubungan di luar nikah, kondisi bayi tidak normal, atau juga karena faktor ekonomi karena orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

“Untuk identitas bayi-bayi di sini, sementara dititipkan di Kartu Keluarga (KK) karyawan. Mereka masuk ke UPT juga melalui prosedur yang jelas seperti ada laporan dari pihak kepolisian, kemudian surat keterangan kondisi bayi dari Dinas Kesehatan untuk memperkirakan usia bayi saat ditemukan,”ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, Rabu (24/12/2025).

Bagi warga yang menemukan kemudian ingin merawat bayi tersebut, papar Sri, tidak serta merta bisa mengadopsi. Begitu pula yang selama ini juga terjadi dalam masyarakat kita, misalnya, si adik tidak bisa punya anak kemudian mengadopsi anak si kakak harus jelas prosedurnya supaya tidak terjadi masalah saat si anak dewasa.

Penyerahan bantuan yang diterima langsung Plt IPT PPSAB Sidoarjo, Sri Mariyani dari Ketua FJPI Jawa Timur Catherin Elissen dan pengurus FJPI Jawa Timur.

Semuanya, kata Sri, harus melalui prosedur yang jelas, seperti apakah si ibu masih bisa ditemukan jejaknya, apakah si bayi masih memiliki keluarga terdekat dan sebagainya. Jika warga ingin mengadopsi bayi terlantar, pihak UPT akan menginvestigasi lebih dulu mulai dari calon orangtua. Investigasi tersebut, diantaranya,  rumah yang akan ditempati si bayi yang akan diadopsi, penghasilan calon orangtua, tujuan mengadopsi.

Ini juga terkait dengan visi UPT yakni melindungi dan menyelamatkan anak dari ketelantaran dan misi UPT untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani dan sosial secara layak serta membangun kepercayaan diri anak, disiplin dan bertanggungjawab.

Pelayanan Sosial Asuhan Balita ini dilakukan secara profesional, terorganisasi dan sistematis terhadap balita terlantar yang memungkinkan terpenuhinya hak anak yakni kelangsungan hidup, tumbuh kembang serta memberikan perlindungan anak dan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam keluarga dan kehidupan sosialnya.

“PPSAB ini suatu lembaga pelayanan pengganti fungsi orangtua kepada anak terlantar. Dan anak terlantar di sini adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial,”tegas Sri.

Selama 2025 ini, UPT PPSAB Sidoarjo, merawat 44 anak dimana 90 persen di antaranya merupakan kasus bayi yang dibuang. Kondisi 44 anak beragam, dari yang sehat hingga disabilitas, anak-anak yang mengalami Cerebral Palsy (CP) atau lumpuh otak dan hidrosefalus.

“Anak-anak yang di UPT PPSAB ini terbanyak memang usia 0-5 tahun. Ada juga 2 anak yang masih dititipkan di sini usia 6 tahun karena ibunya masih terkendala proses hukum. Selain itu, kedua anak ini juga masih sekolah di TK,”tambah Sri.

Sementara itu, Ketua FJPI Jawa Timur Catherin Elissen mengatakan kunjungan FJPI adalah untuk berbagi kasih sayang dalam wujud kasih ibu kepada anak. “Dalam peringatan Hari Ibu ini, kami ingin berbagi kasih dengan memberikan bantuan kepada balita terlantar. Semoga bantuan dari FJPI Jawa Timur ini bisa memberikan manfaat bagi balita terlantar penghuni UPT PPSAB,”tutup Catherin. nti

Pos terkait